Waktu Ayah Yang Sangat Berharga (kisah menarik)


Seperti biasa seorang Ayah, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam sepulang kerja. Tidak seperti biasanya, Aulia, putri tunggalnya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Aulia nampaknya sudah menunggu cukup lama. 

"Kok, belum tidur?" sapa Ayah sambil mencium anaknya.
Biasanya, Aulia memang sudah tertidur ketika Ayahnya pulang dan baru terjaga ketika Ayahnya akan berangkat ke kantor dipagi hari. 

Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Aulia menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?" 

"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"
"Ah, enggak kok Pah. Pengen tahu aja." 
"Ok. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?" 

Aulia berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Ayahnya beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Aulia berlari mengikutinya. 

"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp40.000,- dong!" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah..sudah, sekarang cuci kaki, lalu bobok," perintah Sang Ayah.
Tetapi Aulia tak beranjak.
Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Aulia kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah sana besok kan sekolah…." 

"Tapi, Ayah........."bantah Aulia. Kesabaran  sang ayah habis.
"Ayah bilang TIDUR!" bentak Ayah mengejutkan Aulia. 

Aulia kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Ayah nampak menyesali perbuatannya yang agak kasar, Ia pun  menengok Aulia di kamar tidurnya. Dan ternyata Anak kesayangannya itu belum tidur. Aulia didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya .
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Ayah berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Lia. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok' kan.. bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."

"Ayah, Lia nggak minta uang. Tapi Lia ingin pinjam. Nanti Lia kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini." 

"Iya, iya, tapi.. buat apa?" tanya Ayah lembut. 

"Aku menunggu Ayah dari jam 7. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit….. saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, adanya Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp.40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Aulia polos.
Ayah terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons